ORDE BARU
Sejarah Indonesia
XII IPA (Murti Agustin/3400018)
- Rangkuman runtuhnya orde lama dan lahirnya orde
baru
Salah satu latar belakangi penyebab runtuhnya orde
lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang
tidak kondusif pada masa Orde Lama. Serta dikarenakan adanya peristiwa pemberontakan G30S/PKI. Hal
ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk
melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia melalui surat perintah sebelas maret
atau Supersemar.
Orde Baru adalah sebutan untuk masa pemerintahan Presiden Soeharto
di Indonesia yang menggantikan Orde Lama yang menuju pada masa pemerintahan Soekarno. Orde Baru datang dengan semangat "koreksi total" atas
penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru ini berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu
tersebut,ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun bersamaan dengan hal ini terjadi praktik korupsi
yang merajalela di negara Indonesia ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan yang miskin juga
semakin melebar.
Kekuasan soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya
Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR) 1966. Dikeluarkannya
Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat
kepada pemerintah, karena Soeharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Tanggal 23
Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran
diri Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden RI.
Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan
menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Soekarno. 12 Maret 1967 Jendral Soeharto
dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai
berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
Tanggal
|
Kronologis lahirnya orde baru
|
30 September 1965
|
Terjadi pemberontakan
G30S PKI
|
11 Maret 1966
|
Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden
Soekarno untuk melakukan pengamanan
|
12 Maret 1966
|
Sebagai Pemegang Supersemar, Soeharto mengumumkan
pembubaran PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang
|
22 Februari 1967
|
Soeharto menerima penyerahan kekuasaan
pemerintahan dari presiden Soekarno.
|
7 Maret 1967
|
Melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuk
sebagai pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR
hasil pemilu
|
12 Maret 1967
|
Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden
Indonesia kedua sekaligus menjadi perrmula lahirnya era orde
baru sebagai masa yang
menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965
|
Dampak
Kebijakan Politik Pemerintahan Orde Baru
a. Dampak Positif Kebijakan Politik Orde Baru
1)
Pemerintahan mampu membngun pondasi yang kuat bagi kekuatan lembaga
kepresiden yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
2) Situasi
keamanan pada masa Orde Baru realtif stabil dan terjaga dengan baik, karena
pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang bertentangan dengan
Pancasila.
3) Peleburan
parpol yang dilakukan pemerintah, telah memberikan kemudahan untuk melakukan
pengawasan dan pengendalian parpol.
b. Dampak
Negatif Kebijakan Politik Orde Baru
1)
Terbentuknya pemerintahan Orde Baru yang otoriter, dominatif, dan
sentralistik.
2)
Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan
rakyat.
3)
Pemerintahan Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik
dan benar kepada rakyat.
c. Kelebihan Orde Baru
· Perkembangan GDP
per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS $70 dan pada
tahun 1996 telah,mencapai lebih -dari AS $1.000
· Sukses
transmigrasi
· Sukses KB
· Sukses memerangi
buta huruf
· Sukses
swasembada pangan
· Pengangguran
minimum
· Sukses REPELITA
(Rencana Pembangunan Lima Tahun)
· Sukses Gerakan
Wajib Belajar
· Sukses Gerakan
Nasional Orang-Tua Asuh
· Sukses keamanan
dalam negeri
· Investor asing
mau menanamkan modal di Indonesia
· Sukses
menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
d. Kekurangan Orde
Baru
· Merajalelanya
korupsi, kolusi, nepotisme
· Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan
timbulnya kesenjangan
pembangunanantara pusat dan -daerah,
sebagian disebabkan karena kekayaan daerah
sebagian besar disedot ke pusat
· Munculnya rasa
ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan,terutama
di Aceh dan -Papua
· Kecemburuan
antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperolehtunjangan
pemerintah yang -cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
· Bertambahnya
kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si
kayadan si
miskin)
· Pelanggaran HAM
kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
· Kritik dibungkam
dan oposisi diharamkan
· Kebebasan pers
sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
· Penggunaan
kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program"Penembakan
Misterius"
· Tidak ada
rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
· Menurunnya
kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal
ini kesalahan
-paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti
hancur.
· Menurunnya
kualitas tentara karena level elit terlalu sibut berpolitik sehingga kurang
memperhatikan
kesejahteraan anak buah.
B.
Masa Orde Baru
a. TAP MPRS tentang lahirnya Orde Baru
a) TAP MPRS No.IX Tentang Pengukuhan
Supersemar dan pengangkatan Soeharto
sebagai presiden
b) TAP MPRS No. XXV Tentang Pembubaran PKI,
serta larangan penyebaran
komunisme di Indonesia
c)
TAP MPRS No. XIII Tentang
pembentukan Kabinet Ampera
d)
TAP MPRS No. XXIII
Tentang Pembaruan Landasan kebijakan bidang ekonomi, keuangan serta pembangunan
e)
TAP MPRS No. XXXIII
mencabut kekuasaan Soekarno
b. Ciri-ciri Orde baru
a) Diawali dengan SUPERSEMAR
b) Orde Baru bertekat menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
b) Orde Baru bertekat menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekuen.
c) Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (Sistem Presidensial)
d) Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
e) Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses
c) Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (Sistem Presidensial)
d) Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
e) Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses
politik, terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.
f) Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi kerakyatan
g) Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif tidak ada,
f) Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi kerakyatan
g) Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif tidak ada,
rekrutmen politik tertutup,
pemilu jauh dari semangat demokrasi, HAM terbatas,
kebebasan politik dibatasi,
KKN merajalela
h) Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal 21 Mei
h) Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal 21 Mei
1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan oleh Wapres Prof. B.J
Habibi.
c. Pokok-pokok masa Orde Baru :
a)
Pemerintahan yang diktator tetapi aman dan damai
b) Tindak
korupsi merajalela
c) Tidak ada
kebebasan berpendapat
d) Pancasila
terkesan menjadi ideologi tertutup
e)
Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat
d. Kebijakan Orde Baru :
a) Indonesia
didaftarkan lagi menjadi anggota PBB pada 28 September 1966
b) Adanya
perbaikan ekonomi dan pembangunan
c) Pengeksploitasian
SDA secara besar-besaran
d)
Dilaksanakan kebijakan transmigrasi dan KB
e) Ada
gerakan memerangi buta huruf
f) Dilakukan
swasembada pangan
g) Muncul
gerakan Wajib Belajar dan gerakan Nasional Orang Tua Asuh
C.
Analisis kebijakan
orde baru tentang pancasila, dwifungsi ABRI, fusi partai politik dan program
politik.
a)
Menjelaskan penafsiran
pancasila sebagai asas tunggal
Pancasila sebagai asas tunggal diawali dengan pemikiran bahwa ideologi
sangat diperlukan orde baru sebagai alat untuk membenarkan dan memperkuat
otoritarisme negara. Upaya ini dilakukan pemerintah orde baru guna memperoleh kontrol sepenuhnya atas
pancasila dan UUD 1945. Pemerintah menempatkan pancasila sebagai sesuatu yang keramat dan tidak boleh
diganggu gugat.Puncaknya, pada tahun 1985, seluruh organisasi sosial politik
digiringi hukum untuk menerima pancasila sebagai satu-satunya dasar filosofis,
sebagai asas tunggal dan setiap warga yang menolak pancasila dianggap sebagai
penghianat.
b) Cara penanaman ideologi pancasila
Berbagai tafsiran
mengenai pancasila membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karena
itu, diadakannya satu tafsiran pancasila. Dibentuklah panitia lima dan
merumuskan pancasila. Dalam sidang umum MPR menetapkan Ekaprasetia Pancakarsa sebagai pedoman penghayatan dan pengalaman
pancasila (P4). Pancasila harus dijadikan pedoman, menjadi sistem kepribadian,
budaya, dan sistem sosial masyarakat indonesia. Dengan ini, diadakannya
penataran P4 yaitu manusia pancasila yang artinya manusia yang dalam keadaan
apapun secara konsisten dan konsekuen mengamalkan pancasila.
c) Tujuan dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI
(peran ganda) adalah peran hankam dan sosial yang dilandasi oleh pemikiran
historis bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Tujuan dwifungsi
ABRI ini sebagai stabilisator dan
dinamisator agar terciptanya negara yang damai dan tegak hukum.
Landasan
dwifungsi ABRI
a.
Sebagai stabilisator dan
dinamisator
b.
Pasal 27 ayat 1 : segala
warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya
d) Fusi parpol
Fusi
(penggabungan) parpol adalah peleburan beberapa partai menjadi satu partai politik.
a.
Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) – partai gabungan partai-partai berbasis agama islam seperti
NU, PSSI, persatuan Tarbiyah Indonesia, dan Marmusi
b.
Partai Demokrasi
Indonesia – PNI, Partai Murba, IPKI, Parkindo, Partai katolik
Guna mencapai stabilitas politik yan
diinginkan, pemerintah ORBA menjadikan Golkar sebagai mesin politik, untuk
membuat citra sebagai negara demokrasi, dua pertai lainnya (PDI dan PPP) hanya
dijadikan kompetitor saja. Fusi parpol dilakukan agar pemerintah bisa
mengontrol parpol.
e)
Melalui
ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966, Letjen Soeharto ditugaskan oleh MPRS untuk
membentuk Kabinet
Ampera. Dalam cabinet baru tersebut Soekarno tetap sebagai
presiden dan sekaligus menjabat sebagai pimpinan
cabinet.

a. Pembentukan
Kabinet Pembangunan
1) Dwi Darma
Kabinet Ampera (menciptakan stabilitas politik dan stabilitas
ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan nasional)
2) Catur
Karya Kabinet Ampera meliputi;
a) Memperbaiki
kehidupan rakyat terutama dibidang sandang dan pangan.
b) Melaksanakan
Pemilihan Umum dalam batas waktu yang ditetapkan,
yaitu 5 Juli 1968.
c) Melaksanakan
politik luar negeri yang bebas aktif demi kepentingan
nasional.
d) Melanjutkan
perjuangan anti imprealisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya.
3) Panca
Krida (tugas Kabinet Pembangunan), yang meliputi;
a) Menciptakan
stabilitas politik dan ekononi.
b) Menyusun dan
melaksanakan Pemilihan Umum.
c) Mengikis
habis sisa-sisa G30SPKI.
d) Membersihkan
aparatur Negara di pusat dan daerah dari pengaruh PKI.
b. Pembubaran
PKI dan Organisasi massanya
1) Membubarkan
PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan
Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966.
2) Menyatakan PKI
sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
3) Pada tanggal 8
Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat dalam G30SPKI
c. Penyederhanaan Partai Politik
d. Pemilihan Umum
e. Peran Ganda
(Dwi Fungsi) ABRI
f.
Pemasyarakatan P4

a. Kembalinya
menjadi Anggota PBB (tanggal 28 Desember)
b. Normalisasi
Hubungan dengan Negara Lain
1) Pemulihan
Hubungan dengan Singapura (tanggal 12 Juni 19660
2) Pemulihan
Hubungan dengan Malaysia (29 Mei-1 Juni 1966) dengan Perjanjian Bangkok:
a) Rakyat Sabah
diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai
kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
b) Pemerintahan
kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
c) Tindakan
permusuhan antara kedua belah pihak akan dihebtikan.
3) Pembekuan
Hubungan dengan RRC (tanggal 1 Oktober 1967)
f) Trilogi Pembangunan
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah
waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan
Jangka Panjang. Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima
Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai
tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dan Pembangunan Jangka Panjang
mencakup periode 25-30 tahun. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya
mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yaitu:
- Melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah Indonesia
- Meningkatkan
kesejahteraan umum
- Mencerdaskan kehidupan
bangsa
- Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial
Inti dari kedua pedoman tersebut adalah
kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi
yang stabil. Isi Trilogi Pembangunan adalah :
- Pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
- Pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi.
- Stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis.
Dan Delapan Jalur Pemerataan yang dicanangkan
pemerintah Orde Baru adalah:[rujukan?]
- Pemerataan pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan.
- Pemerataan memperoleh
kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
- Pemerataan pembagian
pendapatan.
- Pemerataan kesempatan
kerja
- Pemerataan kesempatan
berusaha
- Pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum
wanita.
- Pemerataan penyebaran
pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air
- Pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan.
- Pelaksanaan
Pembangunan Nasional
Pelita I
dilakukan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974.
Tujuan Pelita I adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan tahap berikutnya. Sasarannya adalah pangan,
sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani. Titik beratnya adalah pembangunan bidang pertanian sesuai
dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan
bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil
pertanian.
Pelita II
Pelita II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974
sampai 31 Maret 1979. Sasaran utama Pelita II ini adalah tersedianya pangan,
sandang, perumahan, sarana prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas
kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil. Pada awal
pemerintahan Orde Baru inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I inflasi
berhasil ditekan menjadi 47%. Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun
menjadi 9,5%.
Pelita III
dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31
Maret1984. Pelaksanaan Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan,
dengan titik berat pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan
Jalur Pemerataan.
Pelita IV
Pelita IV dilaksanakan tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1989. Titik berat Pelita IV ini adalah sektor pertanian
untuk menuju swasembada pangan, dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin industri sendiri.
Untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan
kebijakan moneter dan fiskal. Dan pembangunan nasional dapat berlangsung terus.
Pelita V
Pelita V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994. Pada Pelita ini pembangunan ditekankan pada sektor
pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia berada pada
posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8% per tahun. Peningkatan
ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
Pelita VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999. Program pembangunan pada Pelita VI ini ditekankan
pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian, serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.Namun pada
periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam
negeri yang mengganggu perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan
terhambat, dan juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru
Komentar
Posting Komentar