IBUKU

Puisiku untuk Ibu

Sore pukul 16.27 terpikirkan di benakku sosok ibu yang selama ini menyayangiku namun aku tak terlalu pengertian dengannya. Dulu waktu aku masih kecil,ketika umurku baru menginjak 3 tahun dan kakakku yang masih berumur 8 tahun ,kehidupan kami tak sebegitu menyenangkan layaknya anak-anak kecil yang lain selalu ada pertikaian di dalam rumah.Tak tahu gara-gara apa ? Kami tak tahu.
Ketika rumah kami sudah reda akan pertikaian itu,Ibu di rumah menagis tersedu-sedu dalam keheningan malam katika kami beranjak tidur.
Ibu memikirkan nasib anak-anaknya meskipun dalam keadaan duka yang tengah menimpanya.Ia tetap tegar ketika ia berbicara kepada kami,namun aku tahu hatinya pasti sedang merasa sedih.
Ketika kami sudah besar ibu kini mulai kesepian ketika anak-anaknya sudah mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing. Aku mungkin jarang pulang karena aku bersekolah jauh dari rumah yaitu diluar kotaku sedangkan kakakku kini ia sedang menggeluti usahanya.
Aku prihatin,aku kini rindu kepada keluargaku terutama ibuku ,aku yakin disetiap eaktu ibu merasakan kesepian ,kini aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku kepada ibu;

Ibu......
dikala kecil kau timang aku
dikala sedih kau hibur aku
disaat semua menjauh dariku
kau hadir dengan senyum tawamu
saat kau sedih, kau tetap tersenyum
ibu.....
kini kau sendiri
dulu,ketika ku masih bersamamu
ditengah malam yang hening
kau sebut namaku
dalam hembusan nafasmu mendoa
kepada Sang Pencipta
ibu.....
kau inginkan yang terbaik bagiku
kau korbankan seluruhnya untukku
walaupun dalam tubuh yang tua
kau tetap menyayangiku disetiap waktu
ibu.....
kasihmu tak terputus bak semesta
yang tak terkira luasnya
kasihmu yang lembut
Laksana kapas yang terbang lembut
kasih yang putih
Laksana awan dilangit yang biru
ooooo....ibu terima kasih atas pengabdianmu selama ini
(karya: Murti Agustin)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAHABAT LILLAH

SESAAT SAJA